Asking questions is a sign of strength.
You need a plan
Rekan-rekan di sini kebanyakan startup, saya melihat startup harus punya vision and plan.
Saya dari awal sudah punya plan, untuk caranya mendapatkan Nokia
sebagai klien, saya harus ke regional untuk build credibility, kalau
tidak begitu saya harus bangun perusahaan berapa tahun untuk bisa ketok
pintu nokia ?
Dalam sebuah plan sebenarnya ada kata “council” atau nasihat.
Ketika kamu punya plan, kamu tau mau ke mana, kamu bisa nanya orang
untuk minta nasihat. Tetapi kalau kamu tidak punya plan, you cannot get
council, councilnya tidak nyambung.
Salah satu hal yang saya lakukan dari dulu sampai sekarang, saya
lebih banyak bertanya daripada menjawab, karena menurut saya, asking
questions is a sign of strength.
Banyak sekali miliarder di luar negeri ada Jay Leno, Oprah, mereka
semua miliarder, kerjaan mereka apa ? asking question. Tetapi menanyakan
pertanyaan yang berkualitas.
Pertama, definisikan visinya, start having a plan, ketika sudah punya plan kita bisa mendapatkan council.
You need vision
Visi ini penting sekali, karena jika foundernya tidak punya visi yang
jelas ini mau dibawa ke mana, most of the time karyawan kamu akan work
for money.
Akan berbeda sekali jika founder bisa mendefinisikan visinya dan tim
kamu punya believe, maka tim kamu akan work tirelessly to make that
happen with you, untuk mereka, mencapai visi ini adalah sebuah
achievement.
Akan berbeda jika founder tidak memiliki vision yang jelas,
seringkali orang-orangnya tidak lama bertahan lama karena akan pindah
kerja jika mendapatkan tawaran lebih baik.
Hal penting lainnya adalah harus jelas dari awal kalian buat bisnis ini untuk apa sih ?
Magnivate dari awal memang ada funding, kecil sekali, kami tumbuh
organik karena kami service, mungkin rekan-rekan startup agak berbeda
karena membuat produk.
Kamu harus punya goal yang jelas :
- Mau dijadikan devidend company yang akan mengamankan hari tua, bisa ambil deviden tiap tahun walau sudah pensiun. atau
- Mau dibuat untuk dijual ke perusahaan lain, untuk exit atau
- Go public, jual saham ke public
Dari awal kami sudah tahu arahnya seperti apa, kami rancang dari awal untuk bisa diakuisisi oleh investor.
Magnivate dibangun untuk memfasilitasi other people’s passion
On top of that, kamu harus tahu passion kamu, karena kamu tidak akan
merasa kerja sepanjang hidupmu ketika passion kamu cocok dengan job desc
atau rule kamu.
Passion saya dari dulu bukan digital marketing, semua orang tahu ini,
yang passionate di digital marketing adalah partner saya. Passion saya
di people dan giving. Saya merasa memiliki kepuasan besar apabila saya
bisa membantu memfasilitasi orang lain mencapai visi, dream atau goal
mereka.
Magnivate tidak pernah dibuat untuk menjadi agency digital terbaik dan terbesar seperti sekarang.
Kalau memang Magnivate menjadi agency digital terbaik dan terbesar,
adalah hasil dari passion kami, karena Magnivate dibangun untuk
memfasilitasi other’s people passion.
Magnivate sampai sekarang total karyawan yang sudah keluar masuk
sekitar 300-400 orang, saya melakukan interview dengan masing-masing
dari mereka dengan sheet excel yang merupakan blueprint of the company
sebagai panduan saya.
Saya menginterview mereka, nama, posisi, umur, sebelum dia join dia
bekerja di mana, personality score nya seperti apa, sudah berapa lama
kerja, sudah punya keluarga atau belum, kapan mau punya keluarga, klien
yang dihandle apa, visi dia apa, sekarang happy atau tidak dengan
atasan, 3 taun lagi ingin punya gaji berapa, weakness dia apa, are you a
believer? Kalau believer, ayat emasnya apa ?
Saya tanya-tanya terus dengan detail. Saya mengerti masing-masing
orang itu seperti apa, dari situ saya tahu posisi orang ini apakah
memungkinkan orang ini untuk mencapai visinya. Job desc mereka harus
nyambung dengan passion mereka. Mereka harus bertumbuh, dengan tim
bertumbuh maka leadership company juga bertumbuh.
Ini adalah sebab kenapa kami bisa bertumbuh organically.
Kami juga menempatkan unique ID di meja tiap orang berisi DISC score nya.
Kami masing-masing juga ikut training DISC.
Misalnya ada orang I nya paling tinggi, C nya paling rendah. I nya
paling tinggi artinya people person, talkative dan communicator, C nya
rendah artinya ia suka lupa, tidak teliti, suka miss.
Ketika ada designer yang seperti ini I tinggi C rendah, maka kita
harus pasangkan dengan copywriter yang C nya tinggi. Kalau dua-duanya C
nya rendah bisa banyak miss.
Kita sudah lakukan training ini 2 tahun dan kami growth luar biasa
karena training ini sebenarnya. Ini penting sekali karena kami apply
yang namanya 3A (Aware, Accept, Adaptation), ketika kami ambil training
ini, orang akan mengerti dirinya, akan aware who they are, karakter
tidak bisa diubah tetapi sifat bisa diubah.
Misalnya 2 cofounder Telunjuk, Redya (CTO) dan Drata
(CMO), Redya pasti C nya tinggi karena orangnya detil, mau tahu,
sedangkan Drata I nya tinggi, lebih mudah ngomong dan jualan ke orang,
untuk Redya mungkin butuh effort lebih untuk kenalan dengan orang baru.
Nah ini penting tetapi tidak semua orang tahu, bayangkan kalau di
kantor “kok ini orang rese banget sih? ngajak gue ngobrol melulu ?”
tetapi kalau sudah lihat score DISC nya ia akan maklum, oh memangnya
begini, I nya tinggi. Ketika mulai aware, orang akan menerima hal ini
dan multiplikasi akan terjadi ketika mereka bisa beradaptasi satu dengan
yang lain dan mereka memahami bagaimana mekanisme gameplay dalam
perusahaan.
Konsep 3A ini kami lakukan sekitar 2 tahun lalu dan growth kami lebih
dari 2x lipat karena sinergi yang terjadi dalam perusahaan.
Hal penting lainnya, manajemen juga meng-apresiasi tim untuk menjadi
dirinya sendiri. Kami percaya bahwa at the end of the day, people is the
heart of the business.
We’re a bunch passionate happy people
Kami memastikan orang-orang di dalam company bahagia, tahun lalu kami
ber-70 ke Hongkong, taun ini ke Korea 100 orang lebih untuk merayakan
perjalanan kami bersama-sama.
Only happy people can make other people happy.
Jika kamu tidak happy bagaimana mau buat klien happy ?
Sebenarnya jadi sebuah happiness circle. Jika karyawan bahagia dan passionate,
mereka akan memberikan output terbaik dari usaha mereka, hasilnya
adalah output yang bagus dan kepuasan klien, hasilnya bisnis lebih
banyak dan profit lebih banyak.
Dengan mengimplementasikan cara berpikir seperti ini, kami bertumbuh
sangat cepat dari 6 orang di 2008 menjadi 100 orang di 2011 dan 140
orang di 2012. Tahun lalu kami diakuisisi dan menjadi tonggak sejarah
akuisisi digital agency pertama di Indonesia.
Sumber : startupbisnis.com
0 komentar:
Posting Komentar