Omega 99

Jumat, 31 Januari 2014

How To Work With A Digital Marketing Agency : Six Steps For Success

You’ve identified the digital marketing agency that will handle your project. The statement of work is signed. So now what steps can you take to make sure your project goes as smoothly as possible? Luckily, we happen to have a handy list to get you started.

Give Your Digital Agency the Right Tools


The first step in a successful partnership is providing your agency with the right tools. They may have some experience in the industry and know some basic information about your company, but to make sure that your project is successful, they’ll need more.

You’ll need to supply them with background information on the industry, where your pain points are internally and externally, feedback that you’ve received from past projects and additional requirements from your company and on your project.

You’ll also need to provide them with existing marketing and branding materials including strategy documents, legal and branding guidelines, logos, imagery, and other content assets.

Senin, 27 Januari 2014

Kevin Mintaraga : Rahasia Magnivate Sehingga Menjadi Digital Agency Terbesar di Indonesia (Part 2)

Asking questions is a sign of strength.


You need a plan
Rekan-rekan di sini kebanyakan startup, saya melihat startup harus punya vision and plan.
Saya dari awal sudah punya plan, untuk caranya mendapatkan Nokia sebagai klien, saya harus ke regional untuk build credibility, kalau tidak begitu saya harus bangun perusahaan berapa tahun untuk bisa ketok pintu nokia ?
Dalam sebuah plan sebenarnya ada kata “council” atau nasihat.

Ketika kamu punya plan, kamu tau mau ke mana, kamu bisa nanya orang untuk minta nasihat. Tetapi kalau kamu tidak punya plan, you cannot get council, councilnya tidak nyambung.
Salah satu hal yang saya lakukan dari dulu sampai sekarang, saya lebih banyak bertanya daripada menjawab, karena menurut saya, asking questions is a sign of strength.

Banyak sekali miliarder di luar negeri ada Jay Leno, Oprah, mereka semua miliarder, kerjaan mereka apa ? asking question. Tetapi menanyakan pertanyaan yang berkualitas.
Pertama, definisikan visinya, start having a plan, ketika sudah punya plan kita bisa mendapatkan council.

You need vision
Visi ini penting sekali, karena jika foundernya tidak punya visi yang jelas ini mau dibawa ke mana, most of the time karyawan kamu akan work for money.
Akan berbeda sekali jika founder bisa mendefinisikan visinya dan tim kamu punya believe, maka tim kamu akan work tirelessly to make that happen with you, untuk mereka, mencapai visi ini adalah sebuah achievement.

Akan berbeda jika founder tidak memiliki vision yang jelas, seringkali orang-orangnya tidak lama bertahan lama karena akan pindah kerja jika mendapatkan tawaran lebih baik.
Hal penting lainnya adalah harus jelas dari awal kalian buat bisnis ini untuk apa sih ?
Magnivate dari awal memang ada funding, kecil sekali, kami tumbuh organik karena kami service, mungkin rekan-rekan startup agak berbeda karena membuat produk.
Kamu harus punya goal yang jelas :
  1. Mau dijadikan devidend company yang akan mengamankan hari tua, bisa ambil deviden tiap tahun walau sudah pensiun. atau
  2. Mau dibuat untuk dijual ke perusahaan lain, untuk exit atau
  3. Go public, jual saham ke public
Dari awal kami sudah tahu arahnya seperti apa, kami rancang dari awal untuk bisa diakuisisi oleh investor.

Magnivate dibangun untuk memfasilitasi other people’s passion
On top of that, kamu harus tahu passion kamu, karena kamu tidak akan merasa kerja sepanjang hidupmu ketika passion kamu cocok dengan job desc atau rule kamu.
Passion saya dari dulu bukan digital marketing, semua orang tahu ini, yang passionate di digital marketing adalah partner saya. Passion saya di people dan giving. Saya merasa memiliki kepuasan besar apabila saya bisa membantu memfasilitasi orang lain mencapai visi, dream atau goal mereka.
Magnivate  tidak pernah dibuat untuk menjadi agency digital terbaik dan terbesar seperti sekarang.

Kalau memang Magnivate menjadi agency digital terbaik dan terbesar, adalah hasil dari passion kami, karena Magnivate dibangun untuk memfasilitasi other’s people passion.
Magnivate sampai sekarang total karyawan yang sudah keluar masuk sekitar 300-400 orang, saya melakukan interview dengan masing-masing dari mereka dengan sheet excel yang merupakan blueprint of the company sebagai panduan saya.

Saya menginterview mereka, nama, posisi, umur, sebelum dia join dia bekerja di mana, personality score nya seperti apa, sudah berapa lama kerja, sudah punya keluarga atau belum, kapan mau punya keluarga, klien yang dihandle apa, visi dia apa, sekarang happy atau tidak dengan atasan, 3 taun lagi ingin punya gaji berapa, weakness dia apa, are you a believer? Kalau believer, ayat emasnya apa ?
Saya tanya-tanya terus dengan detail. Saya mengerti masing-masing orang itu seperti apa, dari situ saya tahu posisi orang ini apakah memungkinkan orang ini untuk mencapai visinya. Job desc mereka harus nyambung dengan passion mereka.  Mereka harus bertumbuh, dengan tim bertumbuh maka leadership company juga bertumbuh.

Ini adalah sebab kenapa kami bisa bertumbuh organically.
Kami juga menempatkan unique ID di meja tiap orang berisi DISC score nya.
Kami masing-masing juga ikut training DISC.
Misalnya ada orang I nya paling tinggi, C nya paling rendah. I nya paling tinggi artinya people person, talkative dan communicator, C nya rendah artinya ia suka lupa, tidak teliti, suka miss.
Ketika ada designer yang seperti ini I tinggi C rendah, maka kita harus pasangkan dengan copywriter yang C nya tinggi. Kalau dua-duanya C nya rendah bisa banyak miss.

Kita sudah lakukan training ini 2 tahun dan kami growth luar biasa karena training ini sebenarnya. Ini penting sekali karena kami apply yang namanya 3A (Aware, Accept, Adaptation), ketika kami ambil training ini, orang akan mengerti dirinya, akan aware who they are, karakter tidak bisa diubah tetapi sifat bisa diubah.
Misalnya 2 cofounder Telunjuk, Redya (CTO) dan Drata (CMO),  Redya pasti C nya tinggi karena orangnya detil, mau tahu, sedangkan Drata I nya tinggi, lebih mudah ngomong dan jualan ke orang, untuk Redya mungkin butuh effort lebih untuk kenalan dengan orang baru.

Nah ini penting tetapi tidak semua orang tahu, bayangkan kalau di kantor “kok ini orang rese banget sih? ngajak gue ngobrol melulu ?” tetapi kalau sudah lihat score DISC nya ia akan maklum, oh memangnya begini, I nya tinggi. Ketika mulai aware, orang akan menerima hal ini dan multiplikasi akan terjadi ketika mereka bisa beradaptasi satu dengan yang lain dan mereka memahami bagaimana mekanisme gameplay dalam perusahaan.

Konsep 3A ini kami lakukan sekitar 2 tahun lalu dan growth kami lebih dari 2x lipat karena sinergi yang terjadi dalam perusahaan.
Hal penting lainnya, manajemen juga meng-apresiasi tim untuk menjadi dirinya sendiri. Kami percaya bahwa at the end of the day, people is the heart of the business.

We’re a bunch passionate happy people
Kami memastikan orang-orang di dalam company bahagia, tahun lalu kami ber-70 ke Hongkong, taun ini ke Korea 100 orang lebih untuk merayakan perjalanan kami bersama-sama.
Only happy people can make other people happy.
Jika kamu tidak happy bagaimana mau buat klien happy ?
Sebenarnya jadi sebuah happiness circle. Jika karyawan bahagia dan passionate, mereka akan memberikan output terbaik dari usaha mereka, hasilnya adalah output yang bagus dan kepuasan klien, hasilnya bisnis lebih banyak dan profit lebih banyak.
Dengan mengimplementasikan cara berpikir seperti ini, kami bertumbuh sangat cepat dari 6 orang di 2008 menjadi 100 orang di 2011 dan 140 orang di 2012. Tahun lalu kami diakuisisi dan menjadi tonggak sejarah akuisisi digital agency pertama di Indonesia.

Sumber : startupbisnis.com

Rabu, 22 Januari 2014

Kevin Mintaraga : Bagaimana Saya Memulai Magnivate Sebelum Diakuisisi Advertising Group Terbesar Dunia (Part 1)

Mintaraga (then 26 years old) became the youngest CEO within the WPP group, globally.

JWT Blog

Editor’s note : “Berarti elo retire young retire rich dong?” tanya Aryo Ariotedjo kepada Kevin Mintaraga siang tadi di sharing session Freeware.  Kevin Mintaraga memulai Magnivate di tahun 2008, sebelum diakuisisi mayoritas sahamnya oleh WPP (the largest advertising group in the world) di tahun 2012 dan direbranding menjadi XM Gravity, sampai saat ini ia memegang posisi CEO XM Gravity. Saat transaksi akuisisi dilakukan, ia adalah CEO termuda di seluruh WPP Group globally, saat itu usianya baru 26 tahun (kelahiran 1985). Berikut ini adalah sharing dari Kevin dalam sharing session Freeware, 7 Juni 2013.


Kuliah computer science, “lulus” jadi pro gamer
Saya ini accidental entrepreneur. Waktu SMA sampai kuliah kerjaan saya cuma main game counter strike.
Saya kuliah computer science, tapi hasil kuliah saya jadinya “pro-gamer” bukannya “programmer”. Saya ini “cyber athlete” menang banyak game competition nasional dan internasional dengan tim saya. Dari kecil mulai sekolah tidak pernah masuk 10 besar.
Saya tidak punya ijazah SMA dan tidak punya ijazah kuliah. Waktu SMA kelas 2 saya lompat ke diploma.
Di tahun 2006, saya harus balik ke rumah, ayah saya sakit jadi tidak bisa menyelesaikan studi. Saya harus tinggalkan comfort zone, that counter strike thingy dan fokus untuk making a living.

Validate your blue ocean
Untungnya, saya baca buku “Blue Ocean Strategy – How to Pick Uncontested Market and Make The Competition Irrelevant.”
Ibaratnya, lautnya biru, tenang , bisa berenang bebas dan grow by yourself. Sedangkan red ocen itu pemainnya saling gigit.
Contohnya Circus de soleil yang bisa meng-orkestrasi pertunjukan sirkus menjadi entertainment yang tidak pernah ada sebelumnya dengan mengumpulkan all the best talent across the circus industry.
Pada saat saya baca buku ini, ada teman saya yang kerja di Nokia, dia marketing manager, dia nanya ke saya :

Jumat, 17 Januari 2014

Memilih Agensi Digital Yang Tepat Untuk Startup Anda

Makin banyak startup yang menyadari pentingnya strategi pemasaran untuk menyampaikan pesan produknya ke pengguna. Meskipun banyak yang masih mengadopsi model pemasaran zero-marketing, peranan agensi digital yang populer di kalangan pemilik brand, kini makin populer di kalangan startup yang memang memiliki pasar yang juga digital. 

Jika anda sudah pernah melakukan proses pemilihan digital marketing agency, anda pasti akan menyadari itu prosesnya cukup melelahkan karena anda harus memilih satu dari sekian banyak digital marketing agency yang ada sekarang, dimana biasanya mereka mempresentasikan hal yang kurang lebih sama yang akan membuat anda bingung jika anda tidak bisa menggali lebih dalam mengenai mereka.

Lalu bagaimana kita bisa menggali lebih dalam mengenai kualitas servis mereka nantinya? Berikut beberapa tips yang bisa anda coba:

Minggu, 05 Januari 2014

Mengenal Trend Baru Apa Sebenarnya Digital Agency Itu Dan Fungsi Kehadirannya

Seiring perkembangan IT yang semakin pesat, maka sekarang ada trend baru yang namanya Digital Agency. Apa itu Digital Agency? Digital Agency mungkin masih terdengar asing bagi kita, Digital Agency adalah agensi model baru yang mulai berkembang di era digital ini. Mengutip dari wikipedia, Digital Agency adalah :

"A digital agency is a business that delivers services for the creative and technical development of internet based products. These services range from the more generalist such as web design, e-mail marketing and micro-sites etc. to the more specialist such as viral campaigns, banner advertising, search engine optimization, podcasting or widget development, etc."

Jika kita dahulu mengenal dengan yang namanya Advertising Agency yaitu agensi yang membantu para perusahaan untuk memasarkan produk/brand mereka melalui media cetak, banner, ataupun televisi. Sekarang ada Digital Agency sebagai agensi yang membantu para perusahaan memasarkan produk/brand mereka, namun bedanya adalah media yang digunakan. Digital Agency menggunakan media digital seperti website, aplikasi, social media, search engine, dan sebagainya.

Site Search